Selasa, 09 Desember 2014

Halaqah di Majid Haram pada akhir abad ke-20

Pendahuluan
Dalam islam, Masjid menduduki tempat sangat penting terlepas dari ukurannya, lokasinya, atau kemegahannya fungsi masjid dimana saja sama. Begitu dibangun Masjid bukan milik manusia. Pemiliknya secara harfiah adalah Allah, sehingga ungkapan “Rumah Allah” bukan saja benar adanya secara kias namun juga secara hukum. Setiap Muslim di dunia sama-sama berhak menikmati fungsi masjid, sama-sama berhak memanfaatkan fasilitasnya.[1]
Bila tidak sedang digunakan untuk shalat wajib lima waktu masjid sering berfungsi sebagai  tempat ‘’pendidikan tambahan  bagi orang Muslim, pusat komonitas yang digunakan untuk pertemuan Muslim setempat. Biasanya pendidikan yang dilakukan di Masjid dilakukan antara waktu Shalat. Disinilah  kaum muda dan tua Muslim mengabdikan hidup untuk belajar ilmu-ilmu islam. Mempelajari Al-Quraan, Hadist, kritikisme dan tafsir, setiap cabang syariat, sejarah, astronomi dan Geografi, tata bahasa dan satra Arab. Tentu saja mereka patut , menurut donator Musliam, dibebaskan dari tugas mencari nafkah, supaya mereka dapat mencurahkan  segenap energi untuk upaya mulia ini.[2] Dari pemaparan tentang Masjid di atas maka penulis akan memaparkan perkembangan Halaqah di Majid Haram pada Akhir abad ke-20 

Pembahasan
Halaqah berasal dari bahasa Arab  yang berarti lingkaran, adalah metode kolektif. Dalam metode ini pada dasarnya adalah metode kuliah para murid duduk melingkar  dan mengelilingi Gurunya yang sedang memberikan pelajaran.[3] Halaqah merupakan tradisi klasikal yang dilakukan Rasullulah tatkala dakwah siriyah (diam-diam) dirumah Al-Arqam  ibnu Abil Arqam yang berlokasi tidak jauh dari Bukit shafa
Pada masa Khulafaur rasyidin  muncul istilah  ta’lim halaqah  yang di pelopori oleh Abdulah bin Abbas yang terkenal dengan nama halaqah tinta umat, Abdullah bin abas ketika beliau meninggal halaqah ini direruskan oleh Atha’ bin Abi Rabah.[4] Pada masa Dinasti Utsmaniyah terdapat halaqah khusus mencetak kader-kader umat, di antaranya: Madrasah Zanjariah, Syarabiyah, Manshuriyah, Sulthaniyah, Ghasyatiyah, Banjaliyah, madrasah Sultan Qaitabai, Madrasah  Rusydiyah, Khairiyah dan Fakhriyah.
Selama perang dunia pertama seluruh madrash ditutup kemudian dibuka kembali pada masa Hasyimi. Pada tahun 1292 H/ 1975 M dibuka madrasah Shalatiyah, tahun 1330 H / 1912 M, dibuka madrasah Al-Falah. Tradisi halaqah ini di pakai sampai saat ini, dan tercatat sampai puluhan halaqah  berada dalam Masjid Haram. Metode halaqah  dilakukan dengan cara menyampaikan  materi dihadapan masyarakat  tanpa ada persyaratan  dari para mustaminya, dan tidak membedakan antara negara asal dari para pendengarnya.
Para masyayik (jama’ dari syekh/ guru-guru) menyampaikan ilmu Islam, ilmu bahasa Arab serta ilmu alat (mantiq, falaq, Hisab dan aljabar). Para pelajarnya dating dari berbagai Negara, mereka semangat menuntut ilmu untuk bekal mengarungi kehidupan untuk mereka ajarkan kembali suatu hari di tanah air. Untuk sehari-harinya mereka disediakan tempat tinggal di sekitar Masjidil Haram tempat tinggal mereka terkenal dengan Al- Arbithah.
Para pelajar banyak mendapatkan sumbangan berupa makanan dan kebutuhan lainnya. Kaum Muslimin yakin bahwa barang siapa yang memudahkan jalan  untuk suatu ilmu  maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Waktu pelaksanaan ta’lim ini biasanya mulai ba’da Maghrib sampai datang waktu shalat Isya tanpa mengunkan pengeras suara  agar tidak mengaggu orang melaksanakan shalat[5]
Halaqah-halaqah di tahun 1400 H an:
Ø  Halaqah Sayyid Abbas Al-Maliki, membahas Al-Qadha dan hukum di serambi Babu Salam.
Ø  Halaqah Sayyid Alwi Al-Maliki membahas tafsir Al-Quraan di serambi Babu Salam.
Ø  Halaqah Syeikh Ahmad Nashirin, membahas fiqih Imam Syafi’i di serambi Babu Salam.
Ø  Halaqah Syeikh Salim Syafii membahas Qadha di sebelah kiri Babu Salam.
Ø  Halaqah Syeikh Muhammad Mirdad membahas fiqih Imam Hanafi.
Ø  Halaqah Syeikh Isa Rowaas, membahas usul  fiqih dan bahasa Arab berlokasi di pintu Adaribah.
Ø  Halaqah Syeikh Hasan Masyath, membahas hadist dari kumpulan  hadist shahih, berlokasi di pintu Al- Muhakamah.
Ø   Halaqah Syeikh Muhammad Al-Murabi, membahas sejarah dan balaghah di antara  pintu Al-bashithah dan Az-Ziyadah.
Ø   Halaqah Abdulah Dardum, membahas bahas Arab  di serambi pintu Az-Ziyadah.
Ø  Halaqah Sayyid Zaini membahas fiqih muamalat di serambi pintu Az-Ziyadah.
Ø  Halaqah as Sayyid Muhammad Amin, membahas bahas Arab  berlokasi di pintu Al-bashithah.
Ø  Halaqah Syeikh Ali Said Yamani, membahas fiqih Imam Syafi’I berlokasi di pintu pintu Al-bashitiyah dan Atiq.
Ø  Halaqah Syeikh Umar Hamdan, membahas hadist dari berbagai hadist sahih, berlokasi di pintu Al-Umarah.
Ø   Halaqah Syeikh Muhammad Nursaif, membahas fiqih Imam Maliki berlokasi di pintu Al-Umarah.
Ø  Halaqah Syeikh Ahmad Hirsani, membahas fiqih Imam Hanafi.
Ø  Halaqah Khalifah bin Ahmad an Nabhani, membahas ilmu Falaq  dan Miqat, berlokasi di Ad-Dawudiyah.
Ø  Halaqah Syeikh Ibrahim Nawawi, membahas fiqih Imam Syafi’I, Al- Adab dan Al- Insya, di serambi pintu Al-Wada’.
Ø   Halaqah Syeikh Jamal Al-Maliki, membahas fiqih Imam Maliki, berlokasi di Pintu Jiyad.
Ø  Halaqah Syeikh Ali Maliki membahas kitab Al-Fiyah berlokasi di Pintu Jiyad.
Ø  Halaqah Syeikh Muhammad Yahya Aman, membahas usul fiqih  di depan pintu Ajyad.
Ø  Halaqah Syeikh Ibrahim Fathani, membahas Fiqih Imam Syafi’I dan bahasa Arab berlokasi di pintu Ali.
Ø  Halaqah Syeikh Sya’id Muhamad bin Maani’, membahas fiqih Imam Hanbali berlokasi di pintu An-Nabi.
Ø  Halaqah Syeikh Hasan Sa’id membahas fiqih Imam Syafi’I, hadist dan Usul fiqih, berlokasi di pintu An-Nabi[6]

Seiring dengan kemajuan zaman, eksistensi Makkah semakin maju dan berkembang. Baik dalam bidang teknologi, ekonomi atau pendidikan. Pemerintah Arab Saudi menjadikan Makkah seperti dahulu, yaitu menjadi pusat pendidikan agama. Kepedualian pemerintah Saudi bisa dilihat dari aktivitas Masjidil Haram. Setiap sholat ashar, magrib dan shubuh terjadwal rapi. Berbagai bidang ilmu agama, seperti ilmu tafsir dan hadits, dan fiqh diajarkan. Para pengajarnya sangat kompeten dan profesional sesuai dengan bidangnya, termasuk para Imam Masjidil Haram serta ulama’-ulama’ dan doktor-doktor yang tidak diragukan lagi kemampuan pengetahuan agamanya.[7]

Kesimpulan
Halaqah merupan sarana tranformasi ilmu yang dari guru ke muridnya. Halaqah di Masjidl Haram mengalami perkemangan yang sangat signifikan ini terbukti banyaknya Halaqah yang ada di Masjid Haram yang mencapai  dua puluh tiga Halaqah berkembangnya Halaqah tersebut juga didorong oleh Pemerintah Arab saudi

 follow @ajo_mizal

Daftar Pustaka
Ø  Al-Faruqi, Ismail R. & Al-faruqi, Lois Lamya, The cultural Atlas Of Islam,( terj) (Bandung: Mizan, 2013, cetakan ke-IV),
Ø  Eniklopedi Islam Indonesia,  Tim penulis IAIN Syarif hidayatullah (Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 291
Ø  As-Sirajani, Raghib, sumbangan Peradaban Islam pada dunia, (Jakarta:pustaka al-kautsar, 2009) , hlm. 214
Ø  Syafiii A Muhammad , DKK, Eniklopedi Peradapan Islam Mekah (Vol 1)(Jakarta: Tazkia Publishing, 2012)




[1] Al-Faruqi, Ismail R. & Al-faruqi, Lois Lamya, The cultural Atlas Of Islam,( terj) (Bandung: Mizan, 2013, cetakan ke-IV), hlm. 186.
[2] Ibid. hlm. 187
[3] Eniklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 291.
[4]  As-Sirajani, Raghib, sumbangan Peradaban Islam pada dunia, (Jakarta:pustaka al-kautsar, 2009) , hlm. 214
[5] Eniklopedi Peradapan Islam Mekah (Jakarta: Tazkia Publishing, 2012), hlm. 90
[6] Ibid, hlm. 91
[7] Lihat http://wisatahaji.com/makkah-pusat-ilmu-agama/ di akses  9 Desember 2014 

1 komentar:

  1. Merkur Safety Razor - xn--o80b910a26eepc81il5g
    Merkur Double 메리트 카지노 주소 Edge หาเงินออนไลน์ Safety Razor - XN Merkur Progress Adjustable Safety Razor. $79.00. Merkur Double kadangpintar Edge Safety Razor, MK-001, MK-001

    BalasHapus