TABUIK DI PARIAMAN
sumber: http://wtd.unwto.org/en/photo-competitor/2012-07-29/tabuik-piaman. (akses 7 April 2013. 11:43) dalam web ini tidak adanya komentar tentang foto ini. Ini adalah proses pembungan Tabuik ke laut
pendahuluan
Kota Pariaman berada di Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat, tepatnya di pesisir pantai Laut Hindia, sebelah utara kota
Padang. Pariaman adalah sebuah nama yang berarti “daerah yang aman”,
memiliki luas wilayah 73,36 kilometer persegi. Di daerah ini ada suatu pesta
adat yang disebut dengan tabuik, menyuguhkan atraksi budaya bernuansa Islami
yang telah melegenda.
Festival Tabuik masuk kalender acara wisata Sumatra
Barat dan kalender acara wisata nasional.Puluhan ribu orang dari pelosok
Sumatra Barat dan perantau datang ke Pariaman hanya ingin melihat Festival
Tabuik selama 14 hari.Upacara tabuik dapat dihadiri hingga sekitar 6.000 orang orang
per hari dan 90.000 orang saat puncak acara.http://www.indonesia.travel/id/destination/624/pariaman-tempat-berlangsungnya-perayaan-festival-tabuik/article/59/tabuik-di-pariaman
(akses 23 April 2013.11:25). Dalam Web ini lebih menonjolkan aspek
pariwisata daripada sejarah tabuik itu sendiri.
peta lokasi pembuangan
Tabuik(akses 23 April 2013.11:25). http://www.indonesia.travel/id/destination/624/pariaman-tempat-berlangsungnya-perayaan-festival-tabuik/article/59/tabuik-di-pariaman.
Sejarah
Tabuik
Dalam
berbagai literatur disebutkan, perayaan tabuik yang berlangsung 1-10 Muharam
itu memperingati meninggalnya cucu nabi Muhammad yang bernama Husein pada tahun
61 Hijriyah, yang bertepatan dengan 680 Masehi.Makanya, muncul istilah Oyak
Hosen dalam perayaan tabuik, untuk menggelorakan semangat perjuangan
umat Islam dalam menghadapi musuh-musuhnya.Sekaligus ratapan atas kematian
Husein yang dipenggal kepalanya oleh tentara Muawiyah dalam perang Karbala di
Irak.
Tradisi
mengenang kematian cucu Nabi ini menyebar ke berbagai negara dengan cara yang
berbeda. Di Indonesia, selain Pariaman, di Bengkulu juga dikenal pesta tabuik
atau tabot. Mengenai asal usul tabuik Pariaman, ada beberapa versi.
Versi
pertama mengatakan bahwa tabuik dibawa oleh orang-orang Arab aliran Syiah yang
datang ke Pulau Sumatera untuk berdagang. Sedangkan, versi lain (diambil dari
catatan Snouck Hurgronje), tradisi tabuik masuk ke Indonesia melalui dua
gelombang. Gelombang pertama sekitar abad 14 M, tatkala Hikayat Muhammad
diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu.Melalui buku itulah ritual tabuik
dipelajari Anak Nagari.
Sedangkan,
gelombang kedua tabuik dibawa oleh bangsa Cipei/Sepoy (penganut Islam Syiah)
yang dipimpin oleh Imam Kadar Ali.Bangsa Cipei/Sepoy ini berasal dari India
yang oleh Inggris dijadikan serdadu ketika menguasai (mengambil alih) Bengkulu
dari tangan Belanda (Traktat London, 1824).
Orang-orang
Cipei/Sepoy ini setiap tahun selalu mengadakan ritual untuk memperingati
meninggalnya Husein.Lama-kelamaan ritual ini diikuti pula oleh masyarakat yang
ada di Bengkulu dan meluas hingga ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidi,
Banda Aceh, Melauboh dan Singkil.
sumber:http://inioke.com/Berita/2741-Ini-Sejarah-Tabuik-Pariaman.html. (akses 7 April 2013. 12:07).Masyarakat berkumpul dalam perayaan tabuik Pariaman awal abad 20. (Suryadi--koleksi Tropenmuseum, Amsterdam)
Inti dari upacara tabuik adalah
untuk mengenang upaya pemimpin Syi’ah dan kaumnya ketika mengumpulkan potongan
tubuh Husein bin Ali. Penganut Syi‘ah percaya bahwa jenazah Husain bin Ali
diusung ke langit menggunakan Bouraq dengan peti jenazah yang disebut tabuik di
kala itu. Kendaraan Bouraq yang disimbolkan dengan wujud kuda gemuk berkepala
wanita cantik (bagian utama bangunan tabuik).
Seiring berkembangnya waktu,
kebiasaan itu akhirnya mengalami asimilasi dan akulturasi dengan budaya
setempat, dan kemudian diwariskan dan dilembagakan menjadi apa yang kemudian
dikenal dengan Pesta Budaya Tabuik Piaman yang diadakan di Pariaman danFestival
Tabot yang diadakan di
Bengkulu.
Jika awalnya upacara tabuik
digunakan oleh orang-orang Madras dan Bengali yang berpaham Syi‘ah
untuk mengenang gugurnya Husein bin Ali bin Abi Thalib, maka setelah terjadi
pembauran budaya dengan masyarakat setempat, maka ritual berkabung itu berubah
fungsi menjadi festival budaya lokal yang penuh dengan keceriaan.
Diselenggarakan tidak hanya oleh garis keturunan orang-orang Madras dan
Bengali. Tetapi oleh seluruh unsur masyarat sekitar.
Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara tabuik, warga Pariaman
sudah sibuk melakukan berbagai persiapan.Mereka membuat aneka makanan
seperti kue-kue khas Pariaman.prosesi panjang tabuik diawali dengan
membuat tabuik di dua tempat, yaitu di pasar (tabuik pasa) dan subarang (tabuik
subarang). Masing-masing terdiri dari dua bagian (atas dan bawah) yang
tingginya dapat mencapai 12 meter.Bagian atas mewakili keranda berbentuk menara
yang dihiasi dengan bunga dan kain beludru berwarna-warni.Sedangkan, bagian
bawah berbentuk tubuh kuda, bersayap,
berekor dan berkepala manusia.http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/21/tabuik-tradisi-syiah-dan-kekayaan-budaya-minangkabau-510629.html(akses 7 April 2013.
12:15) Dalam web ini di menonjolkan
bawasanya tabuik di pariaman itu bersumber dari kebudyaan syiah.
Tabuik Tak Terkait Paham Keagamaan Tertentu
Perayaan Tabuik di Kota Pariaman Sumatera Barat yang
dilaksanakan tiap 1 hingga 10 Muharram, merupakan ritual budaya atau tradisi
masyarakat lokal, bukan ritual agama seperti adanya anggapan sebagian orang. Tabuik
di Pariaman tidak ada kaitannya dengan paham keagamaan tertentu dalam
Islam.
A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Tuanku Bagindo Mohammad
Leter kepada NU Online, Ahad (25/11) di pendopo Walikota Pariaman
menyebutkan, perayaan Tabuik di Pariaman tidak ada kaitannya dengan paham
Syi’ah. Alasan diselenggarakan dan menjadi tradisi Tabuik adalah semata-mata
mengenang keturunan Nabi Muhammad SAW, yakni cucu beliau Husain yang dibunuh
dengan keji oleh tentara Yazid di Karbala.
Ini terlihat sejak dulu hingga kini tak seorang pun penganut
Syi’ah yang ditemukan di Pariaman. Kalaupun ada ulama yang masuk Syi’ah, pasti
dipecat masyarakat,” kata Mohammad Leter, ulama yang berasal dari Pakandangan
Kabupaten Padangpariaman ini.
Didampingi Kabag Humas Pemko Gusniyeti Zaunit, Mohammad
Leter menyebutkan, pengembang Islam Syekh Burhanuddin yang bermakam di Ulakan
Kabupaten Padangpariaman mengajarkan Islam bermazhab Syafei. Minangkabau yang
bermazhabkan Imam Syafei, berhasil memadukan nilai budaya (adat) dengan syarak
(Islam). Sehingga muncul ungkapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah (ABSSBK)
Jauh setelah itu, baru muncul Tabuik
yang dibawa oleh bangsa Tamil yang menyertai tentara Inggris yang datang ke
Bengkulu dan Sumatera Barat (Pariaman). Tabuik dimulai tahun 1831 oleh bangsa
Tamil tersebut. Bagi masyarakat Pariaman, karena peristiwa tersebut mengingat
cucu Nabi Muhammad SAW, Husain, yang mengandung nilai-nilai kejuangan dan
keteguhan dalam menegakkan ajaran Islam, maka masyarakat Pariaman menerimanya.
Dengan demikian, kata Leter, Tabuik yang digelar di Pariaman tidak terkait dengan masalah ibadah, paham ke-Islaman tertentu, melainkan kegiatan budaya yang merangkaikan prosesinya dengan peristiwa pembunuhan Husain yang kejam oleh pasukan Yazid. Apalagi dalam memeriahkan hari Asyura, bermacam-macam budaya lokal yang dilakukan masyarakat Islam kata Later. sumber http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,40970-lang,id-c,nasional-t,Tabuik+Tak+Terkait+Paham+Keagamaan+Tertentu-.phpx. (akses 6 juni 2013. 12:07). Dalam web ini di jelaskan bahwa Tabuik yang ada dipariaman tersebut hanyalah tradisi budaya lokal tidak ada hubunganya dengan paham agama tertetu. Sepajang pengatahuan penulis tidak penah di temukanya orang pariaman yang bermzab syah di pariaman
Dengan demikian, kata Leter, Tabuik yang digelar di Pariaman tidak terkait dengan masalah ibadah, paham ke-Islaman tertentu, melainkan kegiatan budaya yang merangkaikan prosesinya dengan peristiwa pembunuhan Husain yang kejam oleh pasukan Yazid. Apalagi dalam memeriahkan hari Asyura, bermacam-macam budaya lokal yang dilakukan masyarakat Islam kata Later. sumber http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,40970-lang,id-c,nasional-t,Tabuik+Tak+Terkait+Paham+Keagamaan+Tertentu-.phpx. (akses 6 juni 2013. 12:07). Dalam web ini di jelaskan bahwa Tabuik yang ada dipariaman tersebut hanyalah tradisi budaya lokal tidak ada hubunganya dengan paham agama tertetu. Sepajang pengatahuan penulis tidak penah di temukanya orang pariaman yang bermzab syah di pariaman
PestaTabuik
Sebelum upacara adat tabuik dilaksanakan, dilakukan
pembuatan tabuik di dua tempat, yaitu di pasar (tabuik pasar) dan subarang
(tabuik subarang).Kedua tempat tersebut dipisahkan oleh aliran sungai yang
membelah Kota Pariaman.Dahulu, selama berlangsungnya pesta tabuik selalu
diikuti dengan perkelahian antara warga dari daerah pasar dan subarang.Bahkan,
ada beberapa pasangan suami-isteri yang berpisah dan masing-masing kembali ke
daerah asalnya di subarang dan pasar.Setelah upacara tabuik berakhir,
suami-isteri tersebut kembali berkumpul dalam satu rumah.Walaupun korban
terluka parah dalam perkelahian, namun ketika acara berakhir mereka bersatu
kembali, sehingga suasana kembali semula (tenang dan damai).
Tabuik yang dibuat oleh kedua tempat ini terdiri dari dua
bagian (atas dan bawah) yang tingginya dapat mencapai 12 meter.Bagian atas yang
mewakili keranda berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga dan kain beludru
berwarna-warni.Sedangkan, bagian bawah berbentuk tubuh kuda, bersayap, berekor
dan berkepala manusia.Bagian bawah ini mewakili bentuk burung Buraq yang
dipercaya membawa Imam Hosein ke langit menghadap Yang Kuasa. Kedua bagian ini
nantinya akan disatukan dengan cara bagian atas diusung secara beramai-ramai
untuk disatukan dengan bagian bawah..Setelah itu, berturut-turut dipasang
sayap, ekor, bunga-bunga salapan dan terakhir kepala.Untuk menambah semangat
para pengusung tabuik biasanya diiringi dengan musik gendang tasa.
Gendang tasa adalah sebutan bagi kelompok pemain gendang
yang berjumlah tujuh orang.Mereka bertugas mengiringi acara penyatuan tabuik
(tabuik naik pangkat).Gendang ini ada dua jenis.Jenis pertama disebut tasa
didiang.Jenis ini dibuat dari tanah liat yang diolah sedemikian rupa, kemudian
dikeringkan.Tasa didiang ini harus dipanaskan sebelum dimainkan.Jenis gendang
kedua adalah yang terbuat dari plastik atau fiber dan dapat langsung dimainkan.
Sebagai catatan, selama pesta yang lamanya 10 hari ada pertunjukan-pertunjukan
lain, seperti: pawai tasawuf, pengajian yang melibatkan ibu-ibu dan murid-murid
Tempat
Pengajian Al Quran (TPA) dan Madrasah se-Kota Pariaman, grup
drum band, tari-tarian, musik gambus, dan bahkan atraksi debus khas Pariaman.
Setelah penyatuan tabuik selesai (menjelang Zuhur), kedua
tabuik yang merupakan personifikasi dari dua pasukan yang akan berperang
dipajang berhadap-hadapan. Sebagai catatan, dalam acara pesta adat tabuik yang
lamanya sekitar 10 hari (1--10 Muharam), ada beberapa tahap yang harus dilalui,
yaitu: (1) pembuatan tabuik; (2) tabuik naik pangkat (menyatukan tiap-tiap
bagian tabuik); (3) maambiak tanah (mengambil tanah yang dilakukan pada saat
adzan Magrib). Pengambilan tanah tersebut mengandung makna simbolik bahwa
manusia berasal dari tanah.Setelah diambil, tanah tadi diarak oleh ratusan
orang dan akhirnya disimpan dalam daraga yang berukuran 3x3 meter, kemudian
dibalut dengan kain putih.Lalu, diletakkan dalam peti bernama tabuik; (4)
maambiak batang pisang (mengambil batang pisang dan ditanamkan dekat pusara);
(5) maarak panja/jari (mengarak panja yang berisi jari-jari palsu keliling
kampung).Maarak panja merupakan pencerminan pemberitahuan kepada pengikut
Husein bahwa jari-jari tangan Husein yang mati terbunuh telah ditemukan; (6)
maarak sorban (membawa sorban berkeliling) menandakan bahwa husein telah
dipenggal; dan (7) membuang tabuik (membawa tabuik ke pantai dan dibuang ke
laut).
Setelah waktu Ashar, di tengah ratusan ribu orang, kedua
tabuik itu diarak keliling Kota Pariaman.Masing-masing tabuik dibawa oleh
delapan orang pria.Menjelang senja, kedua tabuik dipertemukan kembali di Pantai
Gandoriah. Pertemuan kedua tabuik di Pantai Gondariah ini merupakan acara
puncak dari upacara tabuik, karena tidak lama setelah itu keduanya akan
diadukan (sebagaimana layaknya perang di Karbala). Menjelang matahari terbenam
kedua tabuik dibuang ke laut.
Prosesi pembuangan tabuik ke laut merupakan suatu bentuk
kesepakatan masyarakat untuk membuang segenap sengketa dan perselisihan antar
mereka.Selain itu, pembuangan tabuik juga melambangkan terbangnya buraq yang
membawa jasad Husein ke Surga.http://uunhalimah.blogspot.com/2008/03/tabuik-pariaman-provinsi-sumatera-barat.html#.UWjGkzcsZvE. (akses 13 April 2013.10:35) Dalam
blog ini di jelaskan proses pembuatan tabuik dan pembuangan tabuik kelaut.
Sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,40970-lang,id-c,nasional-t,Tabuik+Tak+Terkait+Paham+Keagamaan+Tertentu-.phpx.
(akses 6 juni 2013. 12:07) ini adalah gambar tabuik sebelum
menuju pantai.
Sumber:http://edianfirst.blogspot.com/2012/09/tabuik-pariaman.html.
(akses 13 April 2013.10:53) dalam blog tersebut tidak adanya komentar mengenai
gambar ini. Ini adalah gambar pembuangan Tabuik ke laut
kesimpulan
Tabuik adalah suatu tradisi budaya yang bernuansa islami adanya pendapat yang
mengatakan bahawa tabuik dipariaman terkait dengan keagaaman syah hal itu telah
dibantah oleh situs http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,40970-lang,id-c,nasional-t,Tabuik+Tak+Terkait+Paham+Keagamaan+Tertentu-.phpx.
Tentunya
situs NU ini lebih bias kita percayai.
Tabuik dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman setiap
tahun, pada bulan 1 samapai 10 muharam. Tabuik memiliki makna pelepasan jasat
husein ke langit. Seiring berjalanya waktu
tradisi tabuik telah berubah menjadi tradisi lokol dan menjadi icon
pariwisata pariaman.
Referensi
http://inioke.com/Berita/2741-Ini-Sejarah-Tabuik-Pariaman.html.http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/21/tabuik-tradisi-syiah-dan-kekayaan-budaya-minangkabau-510629.html
Gambar
http://inioke.com/Berita/2741-Ini-Sejarah-Tabuik-Pariaman.htmlhttp://edianfirst.blogspot.com/2012/09/tabuik-pariaman.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar